Wednesday, 13 November 2013

Mitos Sebagai Pendongkrak Pariwisata


www.ngacirfuntravel.com
Banyak sekali mitos-mitos melatar belakangi terbentuknya tempat pariwisata di Indonesia. Mulai dari cerita rakyat hingga mitos mengenai pengkabulan harapan dari setiap pengunjungnya. Entah kapan awal munculnya mitos tersebut secara otomatis menjadi nilai jual lebih bagi lokasi pariwisata tersebut. Daya tarik suatu tempat pariwisata yang mengandalkan mitos biasanya tidak jauh dengan harapan terkabulnya suatu permohonan dari pengunjungnya.
Seperti contoh di salah satu candi di Borobudur ada mitos jika pengunjung berhasil memegang kelamin patung dewa yang ada di puncak candi, setiap harapannya akan dikabulkan, kemudian mitos mengenai bunga edelweiss yang ada di puncak-puncak gunung kabarnya jika kita berhasil mendapatkannya kemudia diberikan kepada sang kekasih maka cinta kita akan abadi seperti halnya bunga edelweiss tersebut.
Sama halnya dengan contoh tempat-tempat diatas mungkin nama Pulau Tidung sudah tidak asing lagi terdengar bagi beberapa orang, sebab pulau ini sering dijadikan tempat destinasi untuk berlibur atau mengisi hari-hari special oleh sebagian orang. Ada banyak hal yang menjadi daya tarik dari pulau ini, selain keindahan alamnya seperti pantai dengan pasir yang putih dan airnya yang indah, atau keindahan bawah lautnya ada hal lain yang menjadi alasan orang-orang menjadikan Pulau Pari tempat berlibur. Adalah “Jembatan Cinta” yang menjadi alasan orang-orang untuk berlibur kesana.
Jembatan yang didirikan tahun 2005 silam saat ini menjadi tempat favorit para pasangan muda untuk bertemu. Awal mula konon Pulau Tidung yang terletak di dalam gugusan Kepulauan Seribu terdiri dari dua pulau, yakni Tidung Kecil dan Tidung Besar. Untuk menghubungkan keduanya, pada tahun 2005 dibangunlah sebuah jembatan di antaranya. Saat itu jembatan tersebut tampil sederhana dengan bahan kayu dan drum-drum besar. Karena tali pengikatnya tidak kuat, hanya dalam waktu delapan bulan jembatan itu pun roboh. Setelah beberapa kali renovasi, akhirnya jembatan tersebut dibangun dengan bahan permanan pada tahun 2012 lalu.
 Tak jelas kapan terjadinya, konon di Pulau Tidung hanya terdapat dua penginapan, yang satu diperuntukkan bagi wisatawan laki-laki, dan yang lainnya untuk wisatawan perempuan. Ternyata ada sepasang wisatawan yang saling menaruh hati.
Mereka pun berjanji untuk bertemu di atas jembatan penghubung Pulau Tidung Besar dan Pulau Tidung Kecil tersebut. Tak dinyana, pertemuan kala berwisata itu berujung ke pelaminan.
Sampai saat ini tempat tersebut dirasa sangat romantis untuk bertemu dengan orang yang sangat dicintai.

TAUFIK BUDI WIBOWO